wanitamalas.com – Tradisi Sabung Ayam Dunia, Permainan sabung ayam merupakan salah satu tradisi kuno yang telah ada sejak zaman dahulu dan dilakukan di berbagai belahan dunia. Meski kerap menuai kontroversi karena unsur kekerasan terhadap hewan, sabung ayam tetap menjadi bagian dari budaya lokal di sejumlah negara. Artikel ini akan mengupas bagaimana sabung ayam dilakukan di berbagai negara, tradisinya, hingga perbedaan aturan yang berlaku.
Tradisi Sabung Ayam Dunia: Sabung Ayam di Filipina
Filipina adalah salah satu negara yang terkenal dengan sabung ayam atau dikenal dengan istilah cockfighting. Di sana, sabung ayam memiliki tempat istimewa dalam budaya masyarakat. Bahkan, sabung ayam di Filipina dianggap sebagai salah satu olahraga nasional. Kegiatan ini biasanya dilakukan di arena yang disebut “cockpit,” di mana dua ayam jantan bertarung hingga salah satunya menyerah atau tidak mampu melanjutkan pertarungan.Angka keramat
Di Filipina, sabung ayam bukan sekadar hiburan, tetapi juga peluang ekonomi. Banyak peternak ayam jantan yang sengaja membesarkan ayam untuk bertarung. Ayam-ayam tersebut diberi perawatan khusus, termasuk latihan fisik dan pemberian makanan bergizi tinggi agar memiliki stamina yang kuat. Selain itu, pisau kecil yang disebut “gafas” atau “taji” biasanya dipasang pada kaki ayam untuk meningkatkan daya serang.
Pemerintah Filipina mengatur kegiatan ini melalui undang-undang yang ketat. Sabung ayam hanya boleh dilakukan pada hari Minggu atau hari libur nasional, serta harus diadakan di tempat yang resmi dan memiliki izin. Namun, praktik sabung ayam ilegal tetap marak terjadi, terutama di daerah pedesaan.
Tradisi Sabung Ayam Dunia: Thailand
Thailand juga memiliki tradisi sabung ayam yang sudah berlangsung selama berabad-abad. Di sana, sabung ayam tidak hanya menjadi ajang hiburan tetapi juga simbol kebanggaan budaya. Berbeda dengan Filipina, sabung ayam di Thailand lebih menonjolkan ketangguhan fisik ayam tanpa menggunakan senjata tambahan seperti pisau.
Ayam yang bertarung di Thailand dilatih secara intensif untuk mengembangkan kekuatan dan teknik bertarung. Mereka biasanya dirawat dengan penuh perhatian oleh pemiliknya, mulai dari pemberian makanan bergizi, latihan teratur, hingga penggunaan obat herbal untuk meningkatkan stamina. Pertarungan ayam di Thailand berlangsung dalam beberapa ronde, dengan waktu tertentu untuk setiap ronde.
Di Thailand, sabung ayam dianggap sebagai salah satu bentuk seni. Ayam yang mampu menunjukkan keterampilan bertarung yang baik akan mendapatkan penghargaan, bahkan harga jualnya bisa melonjak tinggi. Meski begitu, pemerintah Thailand telah memberlakukan regulasi ketat untuk memastikan kesejahteraan hewan tetap terjaga selama pertandingan.
Tradisi Sabung Ayam Dunia: Sabung Ayam di Indonesia
Di Indonesia, sabung ayam telah menjadi bagian dari tradisi masyarakat sejak lama. Meskipun secara hukum dilarang karena dianggap sebagai bentuk perjudian, sabung ayam tetap berlangsung secara sembunyi-sembunyi di berbagai daerah. Di Bali, misalnya, sabung ayam dikenal dengan nama tajen dan sering dikaitkan dengan upacara keagamaan Hindu. Dalam konteks ini, sabung ayam dianggap sebagai ritual untuk mengusir roh jahat.
Di daerah lain seperti Sulawesi dan Jawa, sabung ayam lebih banyak dilakukan sebagai hiburan atau ajang taruhan. Biasanya, ayam yang bertarung dilengkapi dengan taji untuk meningkatkan peluang menang. Pemilik ayam yang memenangkan pertarungan akan merasa bangga, karena ayam tersebut dianggap memiliki “spirit juang” yang tinggi.
Pemerintah Indonesia telah berusaha menekan praktik sabung ayam ilegal, namun tradisi ini sulit diberantas sepenuhnya karena sudah mengakar dalam budaya masyarakat.
Sabung Ayam di Amerika Latin
Di negara-negara Amerika Latin seperti Meksiko, Puerto Riko, dan Republik Dominika, sabung ayam adalah tradisi yang sangat populer. Arena sabung ayam di negara-negara ini biasanya dirancang dengan kapasitas besar untuk menampung banyak penonton, mirip dengan stadion olahraga.
Sabung ayam di Amerika Latin umumnya melibatkan taruhan besar, yang menarik banyak penonton dari berbagai kalangan. Ayam-ayam yang bertarung dirawat secara profesional oleh pemiliknya. Sama seperti di Filipina, pisau kecil sering dipasang pada kaki ayam untuk meningkatkan intensitas pertandingan.
Meskipun sabung ayam menjadi bagian dari budaya lokal, gerakan perlindungan hewan di Amerika Latin semakin gencar menentang praktik ini. Beberapa negara telah melarang sabung ayam secara total, sementara yang lain masih mengizinkan dengan pengawasan ketat.
Sabung Ayam di India
India juga memiliki tradisi sabung ayam yang dikenal dengan nama kozhi kettu di negara bagian Kerala atau kori katta di Andhra Pradesh. Sabung ayam di India sering kali diadakan bersamaan dengan festival lokal atau perayaan panen.
Ayam yang digunakan untuk bertarung dipilih secara selektif berdasarkan kekuatan fisik dan keberanian. Sama seperti di negara lain, taruhan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan ini. Namun, pemerintah India telah melarang sabung ayam karena dianggap melanggar hukum perlindungan hewan. Meski begitu, sabung ayam masih berlangsung secara diam-diam di beberapa daerah pedesaan.
Kritik terhadap Sabung Ayam
Meskipun memiliki nilai budaya dan sejarah, sabung ayam mendapat banyak kritik dari kelompok pecinta hewan dan organisasi perlindungan hewan. Pertarungan yang melibatkan ayam hingga terluka atau bahkan mati dianggap sebagai tindakan kekerasan terhadap hewan. Selain itu, taruhan yang sering menyertai sabung ayam juga dianggap sebagai bentuk perjudian yang merugikan masyarakat.
Di banyak negara, sabung ayam telah dilarang atau diatur dengan ketat. Meski begitu, tradisi ini sulit dihentikan sepenuhnya karena sudah menjadi bagian dari budaya lokal.
Penutup
Sabung ayam adalah tradisi yang mencerminkan keberagaman budaya di berbagai belahan dunia. Dari Filipina hingga India, setiap negara memiliki cara unik dalam melestarikan tradisi ini. Namun, di era modern, tantangan yang dihadapi oleh sabung ayam semakin besar, terutama dari sudut pandang etika dan perlindungan hewan. Oleh karena itu, masa depan sabung ayam sangat bergantung pada bagaimana tradisi ini dapat diselaraskan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan kesejahteraan hewan.